Desain Pemodelan Grafis dari Segi Interaksi Manusia & Komputer
A. Teknik
Elektronika
Ilmu ini menyediakan teknologi
kerangka kerja untuk desain sistem manusia komputer. Karena berbicara mengenai
komputer, khususnya dari sisi perangkat keras tidak terlepas dari pembicaraan
mengenai Teknik Elektronika. Selain dari sisi perangkat keras, juga harus
mengerti perangkat lunak berkaitan dengan sistem aplikasi yang akan
dikembangkan. Bidang teknik elektronika merupakan bidang utama dalam kerangka
perancangan suatu sistem interaksi mausia-komputer.
B. Psikologi
Psikologi perilaku dan kognitif
dikonsentransikan dengan pemahaman perilaku manusia, persepsi, proses kognitif
dan keahlian mengontrol motorik, dan mengajukan model proses tersebut yang
dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat ke dalam metode pencocokan mesin
terhadap pengguna manusia. Pengalaman psikologi menyediakan teknik evaluasi
formal untuk mengukur kinerja objektif dan opini subjektif dari sistem
manusia-komputer.
C. Ilmu
Bahasa
Komunikasi manusia-komputer secara
definisi melibatkan penggunaan dari berbagai jenis bahasa, apakah bahasa itu
merupakan ‘bahasa natural’, suatu bahasa barbasis perintah tunggal, berbasis
menu, pengisian formulir, atau suatu bahasa grafis. Ilmu Bahasa adalah
pelajaran mengenai bahasa dan aspek seperti halnya bahasa komputasi dan bahasa
teori formal menimpa formalitas ilmu komputer, dan digunakan secara luas dalam
spesifikasi formal dari dialog-dialog manusia-komputer. Teori komunikasi
matematis, seperti halnya Usaha (Shannon, 1948) dan ‘Prinsip Usaha Manusia
Terakhir’ (Zipf, 1949), juga menjadi jembatan antara ilmu bahasa, ilmu komputer
dan teknik elektronika.
D. Sosiologi
Sosiologi dalam konteks ini
dikonsentrasikan dengan studi dari pengaruh sistem manusia-komputer pada
struktur lingkungannya.
E. Antropologi
Antropologi (Ilmu Manusia)
dikonsentrasikan dengan studi dari interaksi manusia dengan komputer. Dimana
interaksi ini dipengaruhi oleh teknologi yang ada (sebagai contoh di kantor),
antropologi dapat menyediakan pengetahuan yang bernilai ke dalam aktifitas
seperti, interaksi tim dengan sistem komputer, sebagai contoh tim kerja desain,
kelompok penulis, dan lain-lain.
Desain Grafis dan Tipografi
Kemampuan estetika dari desain
grafis dan tipografi adalah peningkatan yang penting terhadap desain sistem
manusia-komputer sebagai pengguna antarmuka menjadi lebih fleksibel dan
powerfull. Bagaimanapun, hal ini belum dapat diklaim untuk menjadi media baru
yang tekstual dan penampilan grafik yang diunggulkan.
Pengertian Desain Komunikasi Visual
Desain
Komunikasi Visual adalah ilmu yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan
kreatif, teknik dan media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual,
termasuk audio dengan mengolah elemen desain grafis berupa bentuk gambar, huruf
dan warna, serta tata letaknya, sehingga pesan dan gagasan dapat diterima oleh
sasarannya.
Pada
prinsipnya desain komunikasi visual adalah perancangan untruk menyampaikan pola
pikir dari penyampaian pesan kepada penerima pesan, berupa bentuk visual yang
komunikatif, efektif, efisien dan tepat. terpola dan terpadu serta estetis,
melalui media tertentu sehingga dapat mengubah sikap positif sasaran. elemen
desain komunikasi visual adalah gambar/ foto, huruf, warna dan tata letak dalam
berbagai media. baik media cetak, massa, elektronika maupun audio visual. Akar
bidang desain komunikasi visual adalah komunikasi budaya, komunikasi sosial dan
komunikasi ekonomi.
Sejarah Desain Komunikasi Visual
Di
Indonesia, Desain grafis dan cabang desain lainnya hadir berkat digalakannya
kolonilaisasi. Pada masa pendudukan Belanda, pemerintahannya pernah menunjuk
beberapa seniman untuk melakukan studi landscape di Indonesia untuk merekam
eksotisme negara ini yang kemudian dituangkan dalam karya lukisan yang berkesan
romantis dan beberapa teknk cetak seperti wood engravingdan lithography.
Karena memang pada masa ini seni rupa Barat sedang merayakan romantisme yang
kajian visualnya seringkali ditujukan pada landscape dan peristiwa heroik, yang
dikenal dengan istilah ‘mooi indie’, atau hindia yang cantik. Berangkat
darinyalah desain grafis mulai diperkenakan secara tidak langsung kepada rakyat
Indonesia. penguasaan teknik cetak pun bukan dari akademi, namun sebatas dari
obrolan dan interaksi dengan orang asing. Mesin cetak pertama kali di datangkan
ke pulau Jawa pada tahun 1659. Karena tidak ada operatornya, mesin itu
menganggur sampai berpuluh-puluh tahun. Tujuan misionaris mendatangkan mesin
cetak erat kaitannya dengan niat mereka untuk mencetak kitab suci dan buku-buku
pendidikan Kristen. Selain mencetak kitab suci, mereka juga menerbitkan surat
kabar berhaluan pendidikan Kristen. moving image,display dan pameran.
Sejak tahun 1979, istilah desain komunikasi visual mulai dipakai menggantikan
istilah desain grafis.
Akhir
1970 dan seterusnya, tumbuh perusahaan-perusahaan desain grafis yang sepenuhnya
dipimpin oleh desainer grafis. Berbeda dengan biro iklan, perusahaan-perusahaan
ini mengkhususkan diri pada desain-desain non-iklan, beberapa di antaranya
adalah Vision (Karnadi Mardio), Grapik Grapos Indonesia (Wagiono Sunarto,
Djodjo Gozali, S Prinka dan Priyanto Sunarto), Citra Indonesia (Tjahjono Abdi
dan Hanny Kardinata) dan GUA Graphic (Gauri Nasution). Di Bandung sebelumnya
sudah ada design center Decenta yang didirikan pada tahun 1973, antara lain
oleh AD Pirous, T Sutanto, Priyanto Sunarto, yang walau lebih mengandalkan pada
disiplin seni grafis juga menangani beragam produk desain grafis, mulai sampul
buku, kartu ucapan, logo, kalender, pameran dan elemen estetis gedung.
Periode
awal 1980 mencatat perkembangan jumlah perusahaan desain grafis yang cukup
signifikan di Jakarta, antara lain: Gugus Grafis (FX Harsono, Gendut Riyanto),
Polygon (Ade Rastiardi, Agoes Joesoef), Adwitya Alembana (Iwan Ramelan, Djodjo
Gozali), dan di Bandung: Zee Studio (Iman Sujudi, Donny Rachmansjah), MD Grafik
(Markoes Djajadiningrat), Studio “OK!” (Indarsjah Tirtawidjaja dkk), dll.
Menjelang
akhir 1990-an, konsepsi baru seni global yang diberi tajuk postmodernisme yang
digalakan sampai sekarang ini membawa arus perubahan dan kebaruan yang radikal
dan kritis pada seni rupa Indonesia, tidak terlepas seni grafis. Penyampaian
idea yang dimiliki seiman pada karya dituangkan pada media dan material yang
dianggap tidak lazim pada masanya. Lebih jauh lagi, eksplorasi media seni
grafis kian berkembang didukung oleh laju perkembangan teknologi yang kian
pesat juga. Teknologi-teknologi grafis mutakhir pun seperti c-print, digital
print, dll mulai dipertanyakan konvensinya. Beberapa pihak mencoba untuk
mengamini hal tersebut, namun banayak pihak yang ‘keukeuh’ menyuarakan seni
grafis konvensional lebih bernilai daripada seni grafis dengan media cetak
mutakhir, dengan anggapan terlalu mudahanya reproduksi yang ditawarkan media
cetak baru yang disokong teknologi sehingga dianggap makin menjauhkan dan
membei jarak seniman dari karyanya. Namun kalangan postmodernisme yang ekletis
beranggapan bahwa penciptaan karya seni tidak lagi dibatasi pada konvensinya,
namun sejauh apa seniman mampu mempertanggung jawabkan pemilihan penuangan ide
karya pada jenis media.
Seni
grafis kontemporer Indonesia adalah cabang seni yang dinilai amat kaya, baik
secara visual mauoun ide yang diutuangkan senimannya. proses berkarya grafis
kemudian mempengaruhi kecenderungan berkarya para senimannya kemudian
melahirkan seniman yang memiliki pola kerja yang teratur dan pemikiran yang
terstruktur. Perkembangan seni grafis kontemporer Indonesia kiranya dinilai amat
berkembang dengan baik, eskplorasi teknis diaplikasikan pada media yang
dianggap kurang lazim dalam penyajian karya grafis. Dari kertas, kanvas, kayu,
bahkan akrilik. Perayaan teknologi pun memberikan banyak opsi yang sangat
banyak bagi seniman grafis untuk berkarya. Bahkan lebih jauh lagi, pereneungan
kontemplatif seniman kemudian melahirkan penyajian karya yang menggunakan
teknik cetak secara filosofis.
Perbedaan Desain Komunikasi Visual dengan Seni Murni
Desain Grafis sebagai seni terapan adalah bentuk seni yang penerapannya
berlaku secara umum dalam bentuk komunikasi visual. Desain grafis adalah suatu
teknik merancang tampilan grafis agar dapat berkomunikasi dengan baik dengan
target konsumen. Dalam hal ini, egoisme desainer harus dikesampingkan dan lebih
mengedepankan fungsi dari desain grafis itu sendiri. Hal itu lah yang membuat desain grafis berbeda dengan seni visual (visual
art). Sebuah karya seni lebih bersifat ekspresif dan tidak punya tujuan secara
umum. Seni bersifat individual dan berorientasi kepada ekspresi dan kepuasan
dari pembuatnya (seniman). Sedangkan desain grafis berorientasi
kepada kegunaan atau fungsinya. Desain grafis yang baik akan dilihat dari
seberapa besar impact dari karya yang dihasilkannya.
Sebagai contoh, kita dapat membandingkan sebuah lukisan
dengan sebuah poster. Lukisan tidak merayu siapapun untuk melakukan apapun.
Lukisan hanya menggambarkan sesuatu yang bisa dinilai bebas dari berbagai sudut
pandang. Namun berbeda dengan poster. Poster ditujukan untuk menyampaikan suatu
pesan kepada massa. Dan tingkat keberhasilannya pun dilihat dari seberapa baik
massa terpengaruh dengan poster tersebut.
Kesimpulannya, desain grafis dan seni murni
adalah suatu hal yang berbeda. desain grafis adalah seni yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan orang banyak dalam bentuk tampilan visual. Sedang seni
murni adalah ekspresi jiwa yang bersifat individual, subjektif, dan lebih
ditujukan kepada kepuasan terhadap karya, bukan terhadap fungsi.
Elemen - Elemen Desain Komunikasi Visual
Untuk
dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer
menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan.
Tidak
banyak desainer komunikasi visual yang sangat “fasih” di
setiap bidang ini, tetapi kebanyakan mempunyai kemampuan
untuk bervisualisasi. Seorang desainer
komunikasi visual harus mengenal elemen-elemen ini.
A. Desain
dan Tipografi
Tipografi
adalah seni
menyusun
huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai
nilai desain.
Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan
kata-kata (lisan) ke dalam
bentuk tulisan
(visual). Fungsi bahasa
visual ini adalah
untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi
melalui segala
bentuk media,
mulai dari label pakaian,
tanda-tanda lalu lintas, poster,
buku, surat
kabar dan majalah.
Saat ini,
banyak diantara
kita yang
telah terbiasa
untuk
melakukan
visualisasi serta membaca
dan mengartikan suatu gambar atau image.
Dewasa
ini, selain banyaknya digunakan ilustrasi dan fotografi, tipografi masih dianggap
sebagai elemen kunci dalam Desain Komunikasi Visual. Kurangnya perhatian pada
pengaruh dan pentingnya elemen tipografi dalam suatu desain akan mengacaukan desain dan
fungsi desain itu sendiri.
B. Desain
dan Simbolis
Simbol
telah ada sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar
pada dinding
gua di Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan
simbol
untuk mencatat apa yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.
Simbol sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa
yang digunakan, contohnya
sebagai komponen dari signing
systems sebuah pusat perbelanjaan.
Untuk menginformasikan letak toilet,
telepon umum, restoran,
pintu masuk
dan keluar, dan lain-lain
digunakan simbol.
Bentuk
yang lebih
kompleks dari
simbol adalah
logo. Logo
adalah identifikasi
dari sebuah perusahaan, karena itu
suatu logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat mencerminkan
perusahaan itu. Seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan itu, tujuan dan objektifnya, jenis perusahaan dan image yang hendak ditampilkan dari perusahaan itu. Selain itu logo harus bersifat unik, mudah diingat dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.
C. Desain dan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi
dalam penggunaan gambar yang
tidak dihasilkan
dari
kamera atau
fotografi (nonphotographic
image)
untuk visualisasi.
Pada
akhir tahun
1970-an, ilustrasi
menjadi tren dalam
Desain Komunikasi
Visual. Banyak orang yang akhirnya
menyadari bahwa ilustrasi dapat juga
menjadi elemen yang sangat kreatif dan fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan
beberapa
subjek yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi detil
seperti cara kerja fotosintesis.
D. Desain
dan Fotografi
Ada dua bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu
penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Fotografi sering dipakai selain karena permintaan klien, juga
karena lebih “representatif”.
Fotografi sangat efektif untuk mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau
produk. Sebuah foto mempunyai
kekuasaan walaupun realita
yang dilukiskan
kadangkala jauh dari keadaan
yang sesungguhnya. Selain itu sebuah
foto juga harus dapat memberikan kejutan dan keinginan untuk bereksperimen, misalnya dalam hal
mencoba resep masakan yang baru atau tren berpakaian terbaru.
Selain
elemen-elemen ini,
seorang
desainer perlu
mengerti
tentang
konsep dasar pemasaran
dan hubungannya dengan visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bekerja dengan rapi dan tepat. Ia
juga perlu mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi (people skills) untuk menghadapi klien, supplier, sub kontraktor, percetakan dan lain-lain.
Sumber :
http://www.kamu-info.web.id/2015/09/desain-pemodelan-grafik.htmlhttp://www.desainstudio.com/2010/07/beda-desain-grafis-dan-seni-murni.html
http://ardiansyahgumay.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-desain-komunikasi-visual.html
http://dgi-indonesia.com/elemen-elemen-dalam-desain-komunikasi-visual/%20