NAMA : KRIS AMBAR MARYONO
KELAS : 1IA21
NPM : 54413863
Persiapan PEMILU 2014
Pemilihan
Umum yang sering disebut Pemilu di Indonesia dilaksanakan pertama kali pada
tahun 1955. Awalnya, Pemilu ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan
seperti DPR, dan DPRD daerah. Melainkan karena perkembangan dunia politik di
Indonesia semakin maju, maka Pemilu tidak hanya ditujukan untuk memilih anggota
lembaga perwakilan selain itu untuk memilih Presiden. Pada zaman Orde Baru ,
Pemilu di Indonesia menganut asas LUBER (Langsung, Umum, bebas, dan Rahasia).
Indonesia melaksanakan Pemilu setiap 5 (lima) tahun sekali.
Pada tahun 2014 ini, Indonesia melaksanakan Pemilu edisi
ke-11 (sebelas). Pemilu tahun ini dilaksanakan
pada tanggal 9 April 2014 dengan diikuti 15 partai. Partai-partai tersebut
lulus dalam beberapa seleksi yang dilaksanakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Salah satunya yaitu Laporan Dana Kampanye. Partai-partai yang berpartisipasi
dalam Pemilu tahun ini sebagian besar dihuni oleh partai-partai lama yang
sempat memimpin perolehan suara misalnya: Partai Demokrat, Partai Golkar, PDIP,
dll. Tak sedikit pula partai baru yang berhasil mencuri simpati masyarakat misalnya
: Partai Nasdem, PDA, PNA, Partai Aceh, dll. Tahun ini, Pemilu diikuti oleh
banyak Calon Anggota Legislatif yang berharap dapat terpilih dalam Pemillu 2014
mewakili rakyat Indonesia.
Dalam beberapa tahun
belakangan, ada suatu pendapat jika dunia politik sering dikaitkan dengan
korupsi. Korupsi merupakan tindakan pejabat publik baik politisi maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan ini yang secara tidak wajar dan ilegal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dipercayakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Mengapa denikian ? . Karena adanya ruang dan kesempatan untuk melakukan korupsi. Pepatah bilang "Kejahatan timbul karena ada kesempatan".Hubungan antara korupsi
dengan politik sudah lama dan begitu rumit. Kalau tidak ada sesuatu tindakan
secara menyeluruh atau sistemik, maka tidak akan bisa diatasi. Sekarang ini,
akar persoalannya adalah politik biaya tinggi yang hanya bisa ditutupi dengan
melakukan tindakan korupsi, karena tidak ada sumber lain. Biaya politik menjadi
penyebab korupsi, karena kompetisi politik yang tidak fair dan jujur. Artinya,
kampanye politik yang merupakan kemenangan politik, hanya mengandalkan politik
pencitraan (pengukuhan massal kepada publik) bahwa seorang tokoh adalah hebat,
padahal hanya diciptakan agar menjadi hebat, inilah yang menjadi mahal karena
harus membiayai melalui media massa dan media elektronik.
Pelaksanaan
Pemilu 2014 tidak jauh dari masalah-masalah yang mencakup sarana dan prasarana.
Keterlambatan kotak suara , rusaknya surat suara, tidak tersedianya TPS yang
cukup merupakan masalah yang harus cepat diselesaikan oleh pihak-pihak yang
terkait dengan Pemilu. Selain itu, laporan dana kampanye yang banyak
diselewengkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab hingga penambahan dana
kampanye yang dtetapkan oleh KPU sesuai standar merupakan masalah yang begitu
susah untuk diselesaikan oleh baik KPU maupun Partai yang bersangkutan.
Masalah-masalah tersebut diakibatkan oleh kurangnya kerjasama yang baik antara
partai dan pihak-pihak terkait dengannya. Walaupun masih terdapat banyak
masalah yang belum tuntas sepenuhnya. Namun, KPU perlu diberikan apresiasi
untuk sosialisasi pelaksanaan Pemilu pada rakyat Indonesia yang mungkin belum
mengetahui calon-calon yang mewakili rakyat siapa saja. Sosialisasi tersebut
berupa pemberitaan Pemilu di media cetak maupun elektronik, pemasangan banner
Pemilu, dll. Media massa memiliki peran penting dalam sosialisasi pemilu hingga
kampanye yang dilakukan partai-partai lewat media elektronik seperti : TV,
Radio, dan Internet. Selain itu media cetak juga mempunyai peran yang cukup
penting dalam sosialisasi dan kampanye.
Sumber Gambar : https://www.google.com/imghp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar